GEOGRAFI
1. TEORI-TEORI PEMBENTUKAN JAGAT RAYA
1.1. Teori Big Bang (Dentuman Besar)
Pertama
kali dikemukakan oleh George Lamaitre (1927), kemudian disempurnakan
oleh Edwin Huble (1929). Menyatakan bahwa “ Alam semesta bersal dari
sebuah ledakan besar sekitar 13,7 milyar tahun yang lalu”. Bukti yang
memperkuat teori ini yaitu bahwa alam semesta sampai sekarang terus
mengembang seperti balon yang ditiup. Pendukung teori ini yaitu Vesto
Sliper (1929) yang menemukan bahwa garis spektrum Galaxy makin jauh
bergeser menuju ke arah merah. Alan Guth (1980) dengan bantuan teleskop
Hiuble ia berhasil menghitung pergeseran spektrum Galaxy yang berwarna
merah dengan kecepatan menjauhnya. Paul Davies, menyatakan kemusnahan
alam semesta dapat terjadi sedahsyat dan sedramatis ketika terbentuknya,
jika energi misterius terus menerus mengembangkan ruang dan waktu. Arno
Penzias dan Robert Wilson (1965), ia menemukan sisa dentuman besar yang
disebut radiasi latar belakang kosmik, penelitian Penzias diperkuat oleh Penemuan George Smoot (1989).
1.2. Teori Keadaan Tetap
Dikemukakan
oleh Sir Fred Hoyle (1948), “bahwa jagat raya tidak hanya sama dalam
ruang angkasa, tetapi juga tidak ada perubahan dengan berjalannya
waktu”.
1.3. Teori Alam Semesta Quantum
Dikemukakanoleh
William Lane Craig (1966), “ bahwa alam semesta ada selamanya dan akan
selalu ada untuk selamanya pula”. Dalam teori quantum ruang hampa itu
tidak ada, yang ada adalah partikel-partikel sub-atomik.
2. MATERI/BENDA ANGKASA YANG TERDAPAT DI JAGAT RAYA
2.1. Galaxy
Adalah
kumpulan milyaran bintang di Jagat Raya yang memiliki bentuk tertentu,
Galaxy terdekat ke Bima Sakti yaitu Galaxy Magellan jaraknya 150.000
tahun cahaya. Secara umum bentuk Galaxy terdiri dari :
a).
Bentuk Spiral; memiliki noda-noda Catherina dengan lengan-lengan
berbentuk spiral keluar dari pusat yang terang. (60% Galaxy berbentuk
Spiral)
b).
Bentuk Spiral Berpalang; lengan-lengan spiral Galaxy keluar dari bagian
ujung suatu pusat (18% Galaxy berbentuk Spiral Brpalang).
c).
Bentuk Ellips; bentuknya mulai dari yang hampir bulat seperti bola
sampai yang hampir pipih sperti bola Rughby. Jumlah galaxy sepeti ini
sekitar 18%.
d). Bentuk tak beraturan, Galaxy ini tidak memiliki bentuk tertentu. jumlahnya 4%.
2.2. Bintang
Adalah benda langit yang memancarkan cahaya sendiri. Kekuatan cahaya bintang disebut magnitude. Makin besar
magnitude makin redup buntang tersebut, makin kecil magnitudo makin
terang bintang tersebut. Perbandingan magnitudo bintang = 2,51. Jika
Bintang A magnitudenya “0” dan Bintang B magnitudonya 4 maka bintang A
lebih terang 4 x 2,51=10,04 kali dari bintang B. Dengan mata telanjang
kita dapat melihat bintang tingkat 6 m (Bintang yang magnitudonya 6).
Contoh bintang yang bisa dilihat yaitu: matahari, Sirius, Canopus, Vega,
Artacrus, Rigel, Capella, Alpha Centauri, Procyon,Achernar,Hadar, dll.
2.3. Gugus Bintang
Merupakan
susunan/sistem yang terdiri atas ribuan bintang yang bergerombol
relatif berdekatan dan saling beredar mengelilingi satu dengan yang lain
di dalam ruang yang terbatas.
3. TEORI-TEORI PEMBENTUKAN TATA SURYA
3.1. Teori Nebulae
Dekemukakan
oleh Immanuel kant dan Piere Simon de Laplace ia menyatakan bahwa “
Mula-mula kabut melayang layang diangkasa, kemudian terjadi
penggabungan/penggumpalan, dengan penggabungan ini maka akan membentuk
suatu tenaga akibat reaksi thermonuklir yang terjadi. Energi inilah yang
dipakai untuk menggerakan kabut. Akibat perputaran pada bagian tengah
kabut terjadi penggumpalan besar yang kemudian jadi Matahari. Sebagian
kabut menjauh dari gumpalan inti, membentuk gelang-gelang. Gelang-gelang
tersebut memadat menjadi cikal bakal planet dan anggota tata surya
lainnya.
3.2. Teori Pasang Surut
Dikemukakan
oleh Sir James Jeans dan Harold jefferey. Pada mulanya matahari sudah
ada, kemudian ada bintang lain yang melintas sangat dekat dengan
matahari, sehingga terjadi tarik menarik bintang tersebut dengan
matahari, akibatnya sebagian partikel-partikel matahari terlepas
membentuk pola cerutu. Seiring dengan menjauhnya bintang yang melintas,
pola cerutu tadi terputus-putus membentuk gumpalan gas disekitar
matahari, gumpalan inilah yang kemudian membentuk planet-planet.
3.3. Teori Planete Simal
Dikemukakan
oleh Thomas C. Chamberlain dan Forest R. Moulton. Planet terbentuk dari
benda-benda padat yang memang sudah ada sebelumnya. Didalam gumpalan
kabut terdapat partikel debu gas.
3.4. Teori Bintang Kembar
Pada
mulanya matahari adalah 2 buah bintang kembar, salah satu diantaranya
meledak, serpihan dari ledakan itulah yang menjadi anggota tata surya.
4. MATERI/BENDA ANGKASA ANGGOTA TATA SURYA
1. Meteor
Adalah
benda angkasa yang bentuk dan orbitnya tak beraturan diangkasa. Apabila
melintas ke dekat orbit bumi maka akan tertarik oleh grafitasi Bumi
sehingga akan jatuh seperti benda terbang yang membentuk api, kalau
sudah jatuh ke Bumi disebut meteorit. Meteor ada yang beratnya 34 ton,
contohnya meteor Anhighito yang ditemukan di Green Land. Meteorit yang
sangat besar juga pernah jatuh di Arizona yang membentuk Kawah barringer (Barringer Crater) dengan lebar 1,4 km dan kedalaman 190 m.
2. Komet
Adalah
benda angkasa yang berevolusi mengelilingi matahari, tetapi orbitnya
berbentuk parabola atau hyperbola. Ekor Komet selalu menjauhi Matahari,
karena terpengaruh angin Matahari.Ketika jauh dari matahari sebenarnya
komet adalah benda gelap yang tidak terlihat, tetapi ketika mendekati
matahari sebagian permukaan
komet akan terkikis oleh angin matahari membentuk lidah api yang sangat
panjang, sehingga disebut bintang berekor. Contoh Komet misalnya Comet Halley dan Kohoutek.
3. Asteroid
Adalah
planet-planet kecil yang sangat banyak dan beredar pada orbitnya
diantara planet Mars dan jupiter. Asteroid terbesar adalah Ceres,
kebanyakan Asteroid seukuran dengan Bulan, Asteroid terkecil berdiameter
1 km. Secara fisik asteroid terdiri dari carbon, nikel, besi dan batu.
Contoh nama-nama Asteroid yang cukup dikenal yaitu : Yuno,
Eunomia,Davida,Pallas,Hector,Laetitia,Psike, eros,dll.
4. Planet
Planet
adalah benda angkasa yang berevolusi mengelilingi matahari. Planet
tidak memiliki cahaya sendiri. Planet-planet tersebut diantaranya adalah
:
4.1. Merkurius
Merupakan
Planet terkecil dan letaknya paling dekat ke Matahari. Magnitudonya -2
s.d. 5,5. Sudut pandangnya dengan Matahari maximal 28,30,
dari Bumi planet ini hanya terliahat waktu magrib dan subuh.
Komposisinya 70% logam, 30% silikat. Medan magnetnya 0,1% dari kekuatan
magnet Bumi. Suhunya 900K s.d. 7000K (-1800C – 4300C). Kepadatannya 5,3 gr/Cm3. Revolusinya 88 hari.
4.2. Venus
Sering
disebut Bintang Fajar atau Bintang Senja karena terlihat jelas pada
waktu tersebut. Atmosfernya 97% CO2, 3% N2. Revolusinya 224,7 hari.
Rotasinya berlawanan dengan rotasi Bumi, sehingga matahari terlihat
terbit dari Barat. Lama rotasinya 243 hari, sehingga 1 hari di Venus
lebih lama dari pada 1 tahun di Venus.
4.3. Bumi
Jarak
Bumi ke Matahari = 1 AU (Austronomic Unit) atau = 149,6 juta km.
Keistimewaan Bumi memiliki magnetosfer (medan magnet) yang menjadi
pelindung Bumi dari angin matahari, sinar ultra violet dan radiasi
angkasa luar. Rotasi Bumi 24 jam (1610km/jam), Revolusinya 365,2425
hari. Luas permukaannya 59760 juta km2, berat jenisnya 5500kg/m3, gravitasinya 10N kg-1. 78% atmosfernya N2, 21%O2, 1% uap air. Memiliki 1 satelit yaitu Bulan.
4.4. Mars
Revolusinya 687 hari, rotasinya 24,62 jam. Memiliki 2 Satelit yaitu Phobos dan Deimos. Garis tengahnya 6780 km.
4.5. Jupiter
Merupakan
planet terbesar, 1300 kali volume Bumi. Suhunya -130 derajat,
gravitasinya 2X gravitasi Bumi. Yupiter memiliki 1 buah cin-cin yang
ditemukan oleh pesawat Voyager. Planet ini memiliki 16 satelit,
diantaranya: Metis,Andreas,Almathea,Thebe,io,Europa,dll.
4.6. Saturnus
Berevolusi
mengelilingi Matahari sekitar 29 tahun Bumi, volumenya 750X volume
Bumi, luas permukaannya 80X luas Bumi kita. Saturnus memiliki cin-cin,
memiliki 18 satelit, contohnya: Atlas, Janus, Mimas,
Calypso,Tethys,telesto,Titan dan Phoebe,dll.
4.7. Uranus
Merupakan
planet yang kandungan metan- nya sangat tinggi, kala revolusinya 84,1
tahun Bumi. Memiliki 10 buah satelit, yaitu: Ariel, Umbriel,Titania,
Oberon dan Miranda, 5 lagi belum diberi nama.
4.8. Neptunus
Ukurannya
4X Planet Bumi, terdiri dari air, batuan, gas amonia dan metana.
Suhunya -213 derajat. Memiliki 8 buah satelit yaitu : Triton, nereid,
dan 6 lagi belum diberi nama.
5. Satelit
Adalah benda langit yang berevolusi mengelilingi Planet induknya. Tidak semua planet memiliki satelit.
6. Matahari
Merupakan
Bintang yang letaknya paling dekat dengan Bumi. Matahari merupakan
salah satu bintang dari 200.000.000.000 bintang yang ada di Galaxy Bima
sakti. Secara fisik Matahari terdiri dari inti matahari, cromosfer,
fotosfer, prominences, corona, flares dan sun spots (Noda Matahari).
Fotosfer adalah piringan bulat yang berwarna kemilau yang tampak oleh
mata, Corona cahaya yang sangat terang yang akan nampak ketika terjadi
gerhana matahari, Prominences lidah api akibat ledakan dipermukaan
matahari, sun spots bintik hitam pada matahari.
SEJARAH PEMBENTUKAN BUMI
1. Menurut Teori Rittman
Bumi
terbentuk 6,5 milyar th. Yang lalu dari gumpalan awan,debu, dan gas
yang mengapung di ruang angkasa, kemudian mengkerut. Materi pada pusat
awan menggumpal menjadi Matahari. Kira-kira 100 juta th yang lalu sisa
gas dan debunya memipih menjadi awan berbentuk cakram disekitar
Matahari. Butir-butir debu dalam awan tersebut saling melekat dan
membentuk planet-planet kecil dengan diameter beberapa km. Benda-benda
tersebut bertabrakan dan bergabung membentuk planet-planet.
2. Menurut Alfred Wegener
Menurut
Wegener Bumi mulanya hanya ada satu daratan yang luas yang disebut
Pangea. Pangea kemudian terpecah-pecah menjadi Laurasia dan Gondwana,
kemudian terpecah-pecah lagi seperti keadaan sekarang ini.
MASA GEOLOGI
Sejarah
pembentukan Bumi dihitung dalam kala waktu masa geologi yang terbagi
menjadi beberapa Era. Era terbagi lagi menjadi beberapa periode, dan
periode terbagi lagi menjadi beberapa Epok. Secara rinci Masa Geologi
trsebut terdiri dari :
1. Era Prakambrium
Dimulai sekitar 4,5 juta th. Yg lalu yaitu awal terbentuknya Bumi. Kehidupan yang ada hanya mikro organisme.
2. Era Paleozoik
Era ini terbagi menjadi beberapa periode, yaitu :
a. Kambrium
Dimulai 600 juta th yl. Pada masa ini adalah awal munculnya kehidupan di laut, yaitu hewan Invertebrata.
b. Ordovisium
Dimulai
480 juta th. Yl. Mulai muncul ikan tanpa rahang sebagai hewan bertulang
belakang paling tua misalnya bintang laut, lili laut dan landak laut.
c. Silfur
Dimulai
435 jt th. Yl. Masa ini awal peralihan kehidupan dari laut ke darat.
Tumbuhan darat yang paling awal muncul yaitu tanaman paku.
d. Devon
Dimulai 405 juta th. Yl. Mulai berkembang besar-besaran jenis ikan dan tumbuhan darat. Di Laut Hiu menjadi pemangsa utama.
e. Karbon
345 jt. Yl. Gang-gang mulai melimpah. Pangea mulai terbentuk di bumi
f. Perm
275 jt. Yl. Gang-gang dan reftil mulai melimpah. Lapisan glaiser di belahan Bumi selatan mulai mencair.
3. Era Mesozoik
Terbagi menjadi beberapa periode, yaitu :
a. Trias
225 jt. Th. Yl. Mulai muncul Dinosaurus dan Reftil Raksasa. Pangea mulai bergerak ke Utara dan membentuk Gurun.
b. Jura
180
jt. Th yl. Dinosaurus berkembang biak dengan pesat, sehingga menjadi
dominan. Mulai muncul burung. Pangea mulai terpecah-pecah: Amerika Utara
terpecah dengan Afrika, Amerika selatan terpecah dengan Antartika dan
Australia.
c. Kreta
130
jt. Th yang lalu. Mulai muncul bunga, hewan bertulang belakang makin
melimpah, misalnya ikan dan amphibi. Dinosaurus musnah, daratan
tergenang Samudra, India terlepas dari Afrika dan bergerak ke Utara.
4. Era Senozoik
Terbagi menjadi 2 Periode, yaitu Periode tertier dan Kuarter, masing-masing periode terbagi menjadi beberapa Epok.
a. Periode Tertier
Periode ini terbagi menjadi beberapa Epok yaitu :
1. Epok Paleosen
65 Jt. Th. Yl. Bunga melimpah, bermunculan hewan tak bertulang belakang,ikan, amphibi, reftil dan binatang kecil menyusui.
2. Epok Eosen
55
jt. Th. Yl. Mulai berkembang tanaman buah, biji-bijian, rerumputan,
burung, reftil kecil, ikan, kelelawar, unta, kuda, dan monyet mulai
berkembang.
3. Epok Oligosen
40 jt th. Yl. Mulai muncul kera primitif, binatang pengerat, Akhir masa ini hewan raksasa mirip Badak mulai hilang.
4. Epok Miosen
26 Juta th. Yl. Mulai muncul kere Asia dan Eropa, beruang primitif.
5. Epok Pliosen
14
jt th.yl kehidupan laut mirip sekarang, burung dan binatang menyusui
tersebar ke seluruh dunia, pada akhir epok mulai muncul manusia
b. Periode kuarter
Terbagi 2 Epok yaitu :
1. Epok Pleistosen
1,75 jt.th yl. Muncul Manusia Purba (Homo Erectus dan Pithecan Tropus Erectus)
2. Epok Holocen
10.000 th yl. Mulai muncul manusia modern
Sejarah
4
Teori masuknya agama dan kebudayaan islam ke indonesia
Terdapat banyak pendapat dikalangan
para ilmuwan dan peneliti yang berkaitan dengan kapan mulai masuknya agama
Islam ke Indonesia dan siapakah yang membawanya. Berbagai teori-teori tersebut
menyatakan bahwa agama dan kebudayaan Islam yang masuk ke Indonesia diantaranya
berasal dari India, Arab, Persia dan Cina.
Berikut ini merupakan 4 Teori yang
berkaitan dengan masuknya Agama Islam ke Indonesia:
1. Agama dan Kebudayaan Islam yang
masuk ke Indonesia berasal dari India
Teori ini menyatakan bahwa Islam masuk ke Indonesia berasal dari India yang diwakili oleh Pijnappel, orang Belanda. Ia mengungkapkan bahwa Islam masuk ke Indonesia dibawa oleh orang-orang yang berasal dari anak Benua India, yaitu dari kawasan Gujarat dan Malabar.
Teori ini menyatakan bahwa Islam masuk ke Indonesia berasal dari India yang diwakili oleh Pijnappel, orang Belanda. Ia mengungkapkan bahwa Islam masuk ke Indonesia dibawa oleh orang-orang yang berasal dari anak Benua India, yaitu dari kawasan Gujarat dan Malabar.
Alasan teori ini adalah masyarakat
Indonesia banyak yang memeluk Madzab Syafi’i akibat banyaknya yang terpengaruh
oleh orang-orang Arab yang bermadzab Syafi’i yang menetap di wilayah Gujarat
dan Malabar serta tidak menutup kemungkinan bahwa kemudian membawa Islam ke
wilayah Nusantara.
Teori ini kemudian direvisi oleh
Snouck Hurgronje yang menyatakan bahwa ketika Islam memperoleh pijakan yang
kuat di kota-kota pelabuhan India Selatan, sejumlah muslim dari Dhaka banyak
yang hidup di sana sebagai pedagang perantara antara Timur Tengah dan
Nusantara.
Kedatangan mereka diikuti oleh
orang-orang Arab, terutama yang mengaku sebagai keturunan Nabi Muhammad SAW,
dengan memakai gelar Sayyid atau syarif.
2. Agama dan Kebudayaan Islam Masuk
ke Indonesia Berasal dari Arab
Teori ini beranggapan bahwa agama dan kebudayaan Islam yang masuk ke Indonesia berasal dari Arab salah satunya dikemukakan oleh Amold yang menyatakan bahwa Islam yang terdapat di Nusantara ini dibawa dari Arab.
Teori ini beranggapan bahwa agama dan kebudayaan Islam yang masuk ke Indonesia berasal dari Arab salah satunya dikemukakan oleh Amold yang menyatakan bahwa Islam yang terdapat di Nusantara ini dibawa dari Arab.
Dalam pandangannnya, para pedagang
Arab juga membawa agama dan kebudayaan Islam ketika mereka menguasau
perdagangan Barat dan Timur sejak awal abad ke-7 dan ke-8.
Teori ini juga didukung oleh Naquib
al-Alatas yang menyimpulkan bahwa sejak abad ke-17 semua bukti literatur
keagamaan Islam yang utama tidak mencatat satupun pengarang asal India, atau
juga tidak ada karya orang India asli. Dengan demikian yang sebenarnya
menghasilkan karya-karya Islam adalah orang Arab dan Persia.
3. Agama dan Kebudayaan Islam yang
Masuk ke Indonesia Berasal dari Persia
Pendapat ini antara lain dikemukakan oleh HUsein Jayadiningrat. Beliau berpendapat bahwa ejaan dalam tulisan Arab yang digunakan dibeberapa tempat di Nusantara, yakni harakat atau baris yang berada di atas atau di bawah huruf-huruf Arab yang biasa disebut jaber, je-er, pyes berasal dari bahasa Persia.
Pendapat ini antara lain dikemukakan oleh HUsein Jayadiningrat. Beliau berpendapat bahwa ejaan dalam tulisan Arab yang digunakan dibeberapa tempat di Nusantara, yakni harakat atau baris yang berada di atas atau di bawah huruf-huruf Arab yang biasa disebut jaber, je-er, pyes berasal dari bahasa Persia.
Dalam ejaan Arab sendiri dikenal
dengan fathah, kasrah dan dhammah. Disamping itu penggunaan huruf sin yang
tidak bergigi juga merupakan pengaruh persia karena sin dalam huruf Arab selalu
bergigi.
Pendapat bahwa agama dan kebudayaan
Islam datang dari Persia juga dikemukakan oleh Umar Amin Husen, alasannya bahwa
di Persia ada satu suku yang bernama Leran. Suku ini yang mungkin datang ke
Jawa, karena di daerah Giri terdapat sebuah kampung yang bernama Leran.
4. Agama dan Kebudayaan Islam Masuk
ke Indonesia berasal dari Cina.
Beberapa pendukung pendapat ini diantaranya adalah H.J. De Graaf, Slamet Mulyana dan Denys Lombard. Pendapat ini mengatakan bahwa agama Islam dibawa dari Cina oleh pedagang muslim Cina yang bermazhab Sunni – Syafi’i, yaitu madzab yang umum dianut oleh bangsa-bangsa muslim sepanjang Jalur Sutra. Argumen lain yang mengatakan bahwa Islam datang dari Cina adalah ketika terjadi Ekspedisi Mongol untuk menghukum Raja Kertanegara.
Beberapa pendukung pendapat ini diantaranya adalah H.J. De Graaf, Slamet Mulyana dan Denys Lombard. Pendapat ini mengatakan bahwa agama Islam dibawa dari Cina oleh pedagang muslim Cina yang bermazhab Sunni – Syafi’i, yaitu madzab yang umum dianut oleh bangsa-bangsa muslim sepanjang Jalur Sutra. Argumen lain yang mengatakan bahwa Islam datang dari Cina adalah ketika terjadi Ekspedisi Mongol untuk menghukum Raja Kertanegara.
Banyak di antara tentara Mongol yang
beragama Islam. Ketika mereka dikalahkan Raden Wijaya, beberapa di antara
mereka tidak kembali ke Cina melainkan menetap di Indonesia dan berbaur dengan
penduduk setempat.
Meskipun ada yang meyakini bahwa
Islam pertama kali tidak datang dari Cina, semua ahli sejarah sepakat bahwa
Cina adalah salah satu pusat penyebaran Islam di Asia Tenggara (termasuk
Indonesia). Hal ini didukung oleh kenyataan sejarah bahwa antara Cina dan Arab
telah terjalin jalan darat yang disebut Jalur Sutra.
Jalur Sutra ini telah ada ratusan
tahun sebelum Islam lahir dan merupakan jalur perdagangan yang ramai. Jika di
Arab berkembang agama Islam, tentu akan sangat cepat menyebar ke dataran Cina.
SOSIOLOGI
A. Pengertian Umum :
- Gerak sosial (Mobilitas sosial) adalah perubahan, pergeseran, peningkatan, ataupun penurunan status dan peran anggotanya. Mobilitas berasal dari bahasa latin mobilis yang berarti mudah dipindahkan atau banyak bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain. Kata sosial yang ada pada istilah tersebut mengandung makna gerak yang melibatkan seseorang atau sekelompok warga dalam kelompok sosial. Jadi, mobilitas sosial adalah perpindahan posisi seseorang atau sekelompok orang dari lapisan yang satu ke lapisan yang lain. Misalnya, seorang pensiunan pegawai rendahan salah satu departemen beralih pekerjaan menjadi seorang pengusaha dan berhasil dengan gemilang.
Contoh lain, seorang anak pengusaha ingin mengikuti jejak ayahnya yang berhasil. Ia melakukan investasi di suatu bidang yang berbeda dengan ayahnya. Namun, ia gagal dan akhirnya jatuh miskin. Proses perpindahan posisi atau status sosial yang dialami oleh seseorang atau sekelompok orang dalam struktur sosial masyarakat inilah yang disebut gerak sosial atau mobilitas sosial (social mobility) Pengertian menurut Ahli :
Dalam dunia modern, banyak orang berupaya melakukan mobilitas sosial. Mereka yakin bahwa hal tersebut akan membuat orang menjadi lebih bahagia dan memungkinkan mereka melakukan jenis pekerjaan yang peling cocok bagi diri mereka. Bila tingkat mobilitas sosial tinggi, meskipun latar belakang sosial berbeda. Mereka tetap dapat merasa mempunyai hak yang sama dalam mencapai kedudukan sosial yang lebih tinggi. Bila tingkat mobilitas sosial rendah, tentu saja kebanyakan orang akan terkukung dalam status nenek moyang mereka. Mereka hidup dalam kelas sosial tertutup. Mobilitas sosial lebih mudah terjadi pada masyarakat terbuka karena lebih memungkinkan untuk berpindah strata. Sebaliknya, pada masyarakat yang sifatnya tertutup kemungkinan untuk pindah strata lebih sulit. Contohnya, masyarakat feodal atau pada masyarakat yang menganut sistem kasta. Pada masyarakat yang menganut sistem kasta, bila seseorang lahir dari kasta yang paling rendah untuk selamanya ia tetap berada pada kasta yang rendah. Dia tidak mungkin dapat pindah ke kasta yang lebih tinggi, meskipun ia memiliki kemampuan atau keahlian. Karena yang menjadi kriteria stratifikasi adalah keturunan. Dengan demikian, tidak terjadi gerak sosial dari strata satu ke strata lain yang lebih tinggi.
B. Bentuk-bentuk mobilitas sosial
Dilihat dari arah pergerakannya terdapat dua bentuk mobilitas sosial , yaitu mobilitas sosial vertikal dan mobilitas sosial horizontal. Mobilitas social vertical dapat dibedakan lagi menjadi social sinking dan social climbing. Sedangkan mobilitas horizontal dibedakan menjadi mobilitas social antarwilayah (geografis) dan mobilitas antargenerasi.
1. Mobilitas vertikal
Mobilitas Vertikal : adalah perpindahan status sosial yang dialami seseorang atau sekelompok orang pada lapisan sosial yang berbeda. Mobilitas vertikal mempunyai dua bentuk yang utama :
A. Mobilitas vertical ke atas (Sosial Climbing) Sosial climbing adalah mobilitas yang terjadi karena adanya peningkatan status atau kedudukan seseorang
Sosial climbing memiliki dua bentuk, yaitu :
Social sinking dibedakan menjadi dua bentuk :
Mobilitas Horizontal adalah perpindahan status sosial seseorang atau sekelompok orang dalam lapisan sosial yang sama. Dengan kata lain mobilitas horisontal merupakan peralihan individu atau obyek-obyek sosial lainnya dari suatu kelompok sosial ke kelompok sosial lainnya yang sederajat.
Ciri utama mobilitas horizontal adalah tidak terjadi perubahan dalam derajat kedudukan seseorang dalam mobilitas sosialnya.
Seperti yang dijelaskan diatas bahwa mobilitas sosial merupakan perpindahan status ataukedudukan dari satu lapisan ke lapisan yanhg lain. Perpindahan tersebut terjadi dalam suatu struktur sosialyang berdimensi vertikal, artinya mudah-tidak nya seseorang melakukan mobilitas sosial tergantung dari struktur sosial masyarakatnya.
1. Mobilitas sosial dalam sistem stratifikasi sosial terbuka
Masyarakat yang memiliki sistem stratifikasi sosial terbuka memberi kesempatan pada para anggotanya untuk melakukan mobilitas sosial vertikal yang terjadi dapat berupa sosial climbing ataupun sinking. Dalam sistem stratifikasi soaial yang terbuka memungkinkan setiap anggota masyarakat bersikap aktif dan kreatif dalam melakukan perubahan-perubahab untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya
Prinsip umum mobilitas sosial dalam masyarakat yang menganut stratifikasi terbuka adalah sebagai berikut:
Pada masyarakat yang menganut sistem stratifikasi sosial tertutup kemungkinan terjadinya mobilitas sosial vertikal sangat kecil. Hal ini terjadi karena masyarakatnya lebih mengutamakan nilai-nilai tradisional. Contohnya, masyarakat suku Badui Dalam. Mereka lebih memilih menjaga nilai-nilai tradisional dan menolak adanya perubahan. Dari uraian diatas, jelas terdapat hubungan antara mobilitas sosial yang terjadi pada seseorang atau sekelompok orang dengan struktur sosial masyarakat tempat seseorang atau sekelompok orang tersebut berada.
Secara umum, cara orang untuk dapat melakukan mobilitas sosial ke atas adalah sebagai berikut :
Faktor Pendorong Mobilitas Sosial :
A. Faktor Struktural
Faktor struktural adalah jumlah relatif dari kedudukan tinggi yang bisa dan harus diisi serta kemudahan untuk memperolehnya. Adapun yang termasuk dalam cakupan faktor struktural adalah sebagai berikut :
adalah kualitas seseorang , baik ditinjau dari segi tingkat pendidikan, penampilan, maupun keterampilan pribadi. Faktor Individu meliputi :
Setiap manusia dilahirkan dalam status sosial yang dimiliki oleh orang tuanya, karena ketika ia dilahirkan tidak ada satu manusia pun yang memiliki statusnya sendiri. Apabila ia tidak puas dengan kedudukan yang diwariskan oleh orang tuanya, ia dapat mencari kedudukannya sendiri dilapisan sosial yang lebih tinggi.
D. Keadaan Ekonomi
Keadaan ekonomi dapat menjadi pendorong terjadinya mobilitas sosial. Orang yang hidup dalam keadaan ekonomi yang serba kekurangan, misalnya daerah tempat tinggal nya tandus dan kekurangan SDA, kemudian berpindah tempat ke tempat yang lain atau ke kota besar. Secara sosiologis mereka dikatakan mengalami mobilitas
E.Situasi Politik
Situasi Politik dapat menyebabkan terjadinya mobilitas sosial suatu masyarakat dalam sebuah negara. Keadaan negara yang tidak menentu akan mempengaruhi situasi keamanan yang bisa mengakibatkan terjadinya mobilitas manusia ke daerah yang lebih aman.
F. Kependudukan (Demografi)
Faktor kependudukan biasanya menyebabkan mobilitas dalam arti geografik. Di satu pihak, pertambahan jumlah penduduk yang pesa mengakibatkan sempitnya tempat permukiman, dan di pihak lain kemiskinan yang semakin merajalela. Keadaan demikian yang membuat sebagian warga masyarakat mencari tempat kediaman lain.
G. Keingina Melihat Daerah Lain
Adanya keingina melihat daerah lain mendorong masyarakat untuk melangsungkan mobilitas geografik dari satu tempat ke tempat yang lain.
H. Perubahan kondisi sosial
Struktur kasta dan kelas dapat berubah dengan sendirinya karena adanya perubahan dari dalam dan dari luar masyarakat. Misalnya, kemajuan teknologi membuka kemungkinan timbulnya mobilitas ke atas. Perubahan ideologi dapat menimbilkan stratifikasi baru.
I. Ekspansi teritorial dan gerak populasi
Ekspansi teritorial dan perpindahan penduduk yang cepat membuktikan cirti fleksibilitas struktur stratifikasi dan mobilitas sosial. Misalnya, perkembangan kota, transmigrasi, bertambah dan berkurangnya penduduk.
J.Komunikasi yang bebas
Situasi-situasi yang membatasi komunikasi antarstrata yang beraneka ragam memperkokoh garis pembatas di antara strata yang ada dalam pertukaran pengetahuan dan pengalaman di antara mereka dan akan mengahalangi mobilitas sosial. Sebaliknya, pendidikan dan komunikasi yang bebas sertea efektif akan memudarkan semua batas garis dari strata sosial uang ada dan merangsang mobilitas sekaligus menerobos rintangan yang menghadang.
K. Pembagian kerja
Besarnya kemungkinan bagi terjadinya mobilitas dipengaruhi oleh tingkat pembagian kerja yang ada. Jika tingkat pembagian kerja tinggi dan sangat dispeliasisasikan, maka mobilitas akan menjadi lemah dan menyulitkan orang bergerak dari satu strata ke strata yang lain karena spesialisasi pekerjaan nmenuntut keterampilan khusus. Kondisi ini memacu anggota masyarakatnya untuk lebih kuat berusaha agar dapat menempati status tersebut.
L. Kemudahan dalam akses pendidikan
Jika pendidikan berkualitas mudah didapat, tentu mempermudah orang untuk melakukan pergerakan/mobilitas dengan berbekal ilmu yang diperoleh saat menjadi peserta didik. Sebaliknya, kesulitan dalam mengakses pendidikan yang bermutu, menjadikan orang yang tak menjalani pendidikan yang bagus, kesulitan untuk mengubah status, akibat dari kurangnya pengetahuan.
Faktor penghambat mobilitas sosial
Ada beberapa faktor penting yang justru menghambat mobilitas sosial. Faktor-faktor penghambat itu antara lain sebagai berikut :
Secara umum terdapat dua cara yang dapat digunakan untuk memperoleh status social, yaitu melalui askripsi dan melalui prestasi
Cara khusus untuk menaikan status :
G. Dampak Mobilitas Sosial
Setiap mobilitas sosial akan menimbul kan peluang terjadinya penyesuaian-penyesuaian atau sebalik nya akan menimbulkan konflik.
Menurut Horton dan Hunt (1987), ada beberapa konsekuensi negatif dari adanya mobilitas sosial vertikal, di antara nya:
Menimbulkan ketakutan dan kegelisahan pada seseorang yang mengalami mobilitas menurun.
Adanya gangguan psikologis bila seseorang turun dari jabatannya\
Mengalami frustasi atau putus asa dan malu bagi orang-orang yang ingin naik ke lapisan atas, tetapi tidak dapat mencapainya.
Dilihat dari arah pergerakannya terdapat dua bentuk mobilitas sosial , yaitu mobilitas sosial vertikal dan mobilitas sosial horizontal. Mobilitas social vertical dapat dibedakan lagi menjadi social sinking dan social climbing. Sedangkan mobilitas horizontal dibedakan menjadi mobilitas social antarwilayah (geografis) dan mobilitas antargenerasi.
1. Mobilitas vertikal
Mobilitas Vertikal : adalah perpindahan status sosial yang dialami seseorang atau sekelompok orang pada lapisan sosial yang berbeda. Mobilitas vertikal mempunyai dua bentuk yang utama :
- Mobilitas vertikal keatas
- Mobilitas vertikal ke bawah
A. Mobilitas vertical ke atas (Sosial Climbing) Sosial climbing adalah mobilitas yang terjadi karena adanya peningkatan status atau kedudukan seseorang
Sosial climbing memiliki dua bentuk, yaitu :
- Naiknya orang-orang berstatus sosial rendah ke status sosial yang lebih tinggi, dimana status itu telah tersedia. Contoh: A adalah seorang guru sejarah di salah satu SMA. Karena memenuhi persyaratan, ia diangkat menjadi kepala sekolah.
- Terbentuknya suatu kelompok baru yang lebih tinggi dari pada lapisan sosial yang sudah ada. Contoh: Pembentukan organisasi baru memungkinkan seseorang untuk menjadi ketua dari organisasi baru tersebut, sehingga status sosialnya naik.
- Melakukan peningkatan prestasi kerja
- Menggantikan kedudukan yang kosong akibat adanya proses peralihan generasi
Social sinking dibedakan menjadi dua bentuk :
- Turun nya kedudukan seseorang ke kedudukan lebih rendah. Contoh: seorang prajurit dipecat karena melakukan tidakan pelanggaran berat ketika melaksanakan tugasnya.
- Tidak dihargainya lagi suatu kedudukan sebagai lapisan sosial. Contoh Tim Juventus terdegradasi ke seri B.
- Berhalangan tetap atau sementara.
- Memasuki masa pensiun.
- Berbuat kesalahan fatal yang menyebabkan diturunkan atau di pecat dari jabatannya.
Mobilitas Horizontal adalah perpindahan status sosial seseorang atau sekelompok orang dalam lapisan sosial yang sama. Dengan kata lain mobilitas horisontal merupakan peralihan individu atau obyek-obyek sosial lainnya dari suatu kelompok sosial ke kelompok sosial lainnya yang sederajat.
Ciri utama mobilitas horizontal adalah tidak terjadi perubahan dalam derajat kedudukan seseorang dalam mobilitas sosialnya.
- Contoh: Pak Amir seorang warga negara Amerika Serikat, mengganti kewarganegaraannya dengan kewarganegaraan Indonesia, dalam hal ini mobilitas sosial Pak Amir disebut dengan Mobilitas sosial horizontal karena gerak sosial yang dilakukan Pak Amir tidak merubah status sosialnya.
- Mobilitas social antar wilayah/ geografis Gerak sosial ini adalah perpindahan individu atau kelompok dari satu daerah ke daerah lain seperti transmigrasi, urbanisasi, dan migrasi.Cara untuk melakukan mobilitas sosial
- Mobilitas antargenerasi Mobilitas antargenerasi secara umum berarti mobilitas dua generasi atau lebih, misalnya generasi ayah-ibu, generasi anak, generasi cucu, dan seterusnya. Mobilitas ini ditandai dengan perkembangan taraf hidup, baik naik atau turun dalam suatu generasi. Penekanannya bukan pada perkembangan keturunan itu sendiri, melainkan pada perpindahan status sosial suatu generasi ke generasi lainnya. Contoh: Pak Parjo adalah seorang tukang becak. Ia hanya menamatkan pendidikannya hingga sekolah dasar, tetapi ia berhasil mendidik anaknya menjadi seorang pengacara. Contoh ini menunjukkan telah terjadi mobilitas vertikal antargenerasi.
- Mobilitas intragenerasi adalah mobilitas yang dialami oleh seseorang atau sekelompok orang dalam satu generasi yang sama. Contoh: Pak Darjo awalnya adalah seorang buruh. Namun, karena ketekunannya dalam bekerja dan mungkin juga keberuntungan, ia kemudian memiliki unit usaha sendiri yang akhirnya semakin besar. Contoh lain, Pak Bagyo memiliki dua orang anak, yang pertama bernama Endra bekerja sebagai tukang becak, dan Anak ke-2, bernama Ricky, yang pada awalnya juga sebagai tukang becak. Namun, Ricky lebih beruntung daripada kakaknya, karena ia dapat mengubah statusnya dari tukang becak menjadi seorang pengusaha. Sementara Endra tetap menjadi tukang becak. Perbedaan status sosial antara Endra dengan adiknya ini juga dapat disebut sebagai mobilitas intragenerasi.
- Mobilitas Intergenerasi adalah perpindahan status atau kedudukan yang terjadi diantara beberapa generasi.
- Mobilitas intergenerasi naik
- Mobilitas intergenerasi turun Contoh : Kakeknya seorang bupati, bapaknya seorang camat dan anaknya sebagai kepala desa.(intergenerasi turun)
Seperti yang dijelaskan diatas bahwa mobilitas sosial merupakan perpindahan status ataukedudukan dari satu lapisan ke lapisan yanhg lain. Perpindahan tersebut terjadi dalam suatu struktur sosialyang berdimensi vertikal, artinya mudah-tidak nya seseorang melakukan mobilitas sosial tergantung dari struktur sosial masyarakatnya.
1. Mobilitas sosial dalam sistem stratifikasi sosial terbuka
Masyarakat yang memiliki sistem stratifikasi sosial terbuka memberi kesempatan pada para anggotanya untuk melakukan mobilitas sosial vertikal yang terjadi dapat berupa sosial climbing ataupun sinking. Dalam sistem stratifikasi soaial yang terbuka memungkinkan setiap anggota masyarakat bersikap aktif dan kreatif dalam melakukan perubahan-perubahab untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya
Prinsip umum mobilitas sosial dalam masyarakat yang menganut stratifikasi terbuka adalah sebagai berikut:
- Tidak ada satu pun masyarakat yang mutlak tertutup terhadap mobilitas sosial vertikal
- Seterbuka apapun suatu masyarakat terhadap mobilitas sosial, terkadang tetap ada hambatan-hambatan.
- Setiap masayarakat pasti memiliki tipe mobilitas sosial vertikal sendiri, tidak ada tipe yang berlaku umum bagi setiap masyarakat.
- Laju mobilitas sosial disebabkan oleh faktor ekonomi, politik, dan pekerjaan yang berbeda-beda.
- Mobilitas sosial yang disebabkan oleh faktor ekonomi, politik, dan pekerjaan, tidak menunjukkan adanya kecenderungan yang kontinu tentang bertambah atau berkurang laju mobilitas sosial.
Pada masyarakat yang menganut sistem stratifikasi sosial tertutup kemungkinan terjadinya mobilitas sosial vertikal sangat kecil. Hal ini terjadi karena masyarakatnya lebih mengutamakan nilai-nilai tradisional. Contohnya, masyarakat suku Badui Dalam. Mereka lebih memilih menjaga nilai-nilai tradisional dan menolak adanya perubahan. Dari uraian diatas, jelas terdapat hubungan antara mobilitas sosial yang terjadi pada seseorang atau sekelompok orang dengan struktur sosial masyarakat tempat seseorang atau sekelompok orang tersebut berada.
Secara umum, cara orang untuk dapat melakukan mobilitas sosial ke atas adalah sebagai berikut :
- Perubahan standar hidup Kenaikan penghasilan tidak menaikan status secara otomatis, melainkan akan mereflesikan suatu standar hidup yang lebih tinggi. Ini akan mempengaruhi peningkatan status. Contoh: Seorang pegawai rendahan, karena keberhasilan dan prestasinya diberikan kenaikan pangkat menjadi Menejer, sehingga tingkat pendapatannya naik. Status sosialnya di masyarakat tidak dapat dikatakan naik apabila ia tidak merubah standar hidupnya, misalnya jika dia memutuskan untuk tetap hidup sederhana seperti ketika ia menjadi pegawai rendahan.
- Perkawinan Untuk meningkatkan status sosial yang lebih tinggi dapat dilakukan melalui perkawinan. Contoh: Seseorang wanita yang berasal dari keluarga sangat sederhana menikah dengan laki-laki dari keluarga kaya dan terpandang di masyarakatnya. Perkawinan ini dapat menaikan status si wanita tersebut.
- Perubahan tempat tinggal Untuk meningkatkan status sosial, seseorang dapat berpindah tempat tinggal dari tempat tinggal yang lama ke tempat tinggal yang baru. Atau dengan cara merekonstruksi tempat tinggalnya yang lama menjadi lebih megah, indah, dan mewah. Secara otomatis, seseorang yang memiliki tempat tinggal mewah akan disebut sebagai orang kaya oleh masyarakat, hal ini menunjukkan terjadinya gerak sosial ke atas.
Faktor Pendorong Mobilitas Sosial :
A. Faktor Struktural
Faktor struktural adalah jumlah relatif dari kedudukan tinggi yang bisa dan harus diisi serta kemudahan untuk memperolehnya. Adapun yang termasuk dalam cakupan faktor struktural adalah sebagai berikut :
- Struktur Pekerjaan Disetiap masyarakat terdapat beberapa kedudukan tinggi dan rendah yang harus diisi oleh anggota masyarakat yang bersangkutan
- Perbedaan Fertilitas Setiap masyarakat memiliki tingkat ferilitas (kelahiran) yang berbeda-beda. Tingkat fertilitas akan berhubungan erat dengan jumlah jenis pekerjaan yang mempunyai kedudukan tinggi atau rendah
- Ekonomi Ganda Suatu negara mungkin saja menerapka sistem ekonomi ganda (tradisional dan modern), contoh nya di negara-negara Eropa barat dan Amerika. Hal itu tentu akan berdampak pada jumlah pekerjaan, baik yang bersetatus tinggi naupun rendah.
adalah kualitas seseorang , baik ditinjau dari segi tingkat pendidikan, penampilan, maupun keterampilan pribadi. Faktor Individu meliputi :
- Perbedaan Kemampauan Setiap individu memiliki kemampuan yang berbeda-beda. Mereka yang cakap mempunyai kesempatan dalam mobilitas sosial.
- Orientasi Sikap terhadap mobilitas Banyak cara yang di lakukan oleh para individu dalam meningkatka prospek mobilitas sosialnya, antara lain melalui pedidikan, kebiasaan kerja, penundaan kesenangan, dan memperbaiki diri.
- Faktor kemujuran Walaupun seseorang telah berusaha keras dalam mencapai tujuannya, tetapi kadang kala mengalami kegagalan.
Setiap manusia dilahirkan dalam status sosial yang dimiliki oleh orang tuanya, karena ketika ia dilahirkan tidak ada satu manusia pun yang memiliki statusnya sendiri. Apabila ia tidak puas dengan kedudukan yang diwariskan oleh orang tuanya, ia dapat mencari kedudukannya sendiri dilapisan sosial yang lebih tinggi.
D. Keadaan Ekonomi
Keadaan ekonomi dapat menjadi pendorong terjadinya mobilitas sosial. Orang yang hidup dalam keadaan ekonomi yang serba kekurangan, misalnya daerah tempat tinggal nya tandus dan kekurangan SDA, kemudian berpindah tempat ke tempat yang lain atau ke kota besar. Secara sosiologis mereka dikatakan mengalami mobilitas
E.Situasi Politik
Situasi Politik dapat menyebabkan terjadinya mobilitas sosial suatu masyarakat dalam sebuah negara. Keadaan negara yang tidak menentu akan mempengaruhi situasi keamanan yang bisa mengakibatkan terjadinya mobilitas manusia ke daerah yang lebih aman.
F. Kependudukan (Demografi)
Faktor kependudukan biasanya menyebabkan mobilitas dalam arti geografik. Di satu pihak, pertambahan jumlah penduduk yang pesa mengakibatkan sempitnya tempat permukiman, dan di pihak lain kemiskinan yang semakin merajalela. Keadaan demikian yang membuat sebagian warga masyarakat mencari tempat kediaman lain.
G. Keingina Melihat Daerah Lain
Adanya keingina melihat daerah lain mendorong masyarakat untuk melangsungkan mobilitas geografik dari satu tempat ke tempat yang lain.
H. Perubahan kondisi sosial
Struktur kasta dan kelas dapat berubah dengan sendirinya karena adanya perubahan dari dalam dan dari luar masyarakat. Misalnya, kemajuan teknologi membuka kemungkinan timbulnya mobilitas ke atas. Perubahan ideologi dapat menimbilkan stratifikasi baru.
I. Ekspansi teritorial dan gerak populasi
Ekspansi teritorial dan perpindahan penduduk yang cepat membuktikan cirti fleksibilitas struktur stratifikasi dan mobilitas sosial. Misalnya, perkembangan kota, transmigrasi, bertambah dan berkurangnya penduduk.
J.Komunikasi yang bebas
Situasi-situasi yang membatasi komunikasi antarstrata yang beraneka ragam memperkokoh garis pembatas di antara strata yang ada dalam pertukaran pengetahuan dan pengalaman di antara mereka dan akan mengahalangi mobilitas sosial. Sebaliknya, pendidikan dan komunikasi yang bebas sertea efektif akan memudarkan semua batas garis dari strata sosial uang ada dan merangsang mobilitas sekaligus menerobos rintangan yang menghadang.
K. Pembagian kerja
Besarnya kemungkinan bagi terjadinya mobilitas dipengaruhi oleh tingkat pembagian kerja yang ada. Jika tingkat pembagian kerja tinggi dan sangat dispeliasisasikan, maka mobilitas akan menjadi lemah dan menyulitkan orang bergerak dari satu strata ke strata yang lain karena spesialisasi pekerjaan nmenuntut keterampilan khusus. Kondisi ini memacu anggota masyarakatnya untuk lebih kuat berusaha agar dapat menempati status tersebut.
L. Kemudahan dalam akses pendidikan
Jika pendidikan berkualitas mudah didapat, tentu mempermudah orang untuk melakukan pergerakan/mobilitas dengan berbekal ilmu yang diperoleh saat menjadi peserta didik. Sebaliknya, kesulitan dalam mengakses pendidikan yang bermutu, menjadikan orang yang tak menjalani pendidikan yang bagus, kesulitan untuk mengubah status, akibat dari kurangnya pengetahuan.
Faktor penghambat mobilitas sosial
Ada beberapa faktor penting yang justru menghambat mobilitas sosial. Faktor-faktor penghambat itu antara lain sebagai berikut :
- Kemiskinan Faktor ekonomi dapat membatasi mobilitas sosial. Bagi masyarakat miskin, mencapai status sosial tertentu merupakan hal sangat sulit
- Diskriminasi Kelas Sistem kelas terturup dapat menghalangi mobilitas ke atas, terbukti denga adanya pembatasab keanggotaan suatu orgnisasi tertentu dengan berbagai syarat dan ketentuan. seperti yang terjadi di Afrika Selatan di masa lalu, dimana ras berkulit putih berkuasa dan tidak memberi kesempatan kepada mereka yang berkulit hitam untuk dapat duduk bersama-sama di pemerintahan sebagai penguasa. Sistem ini disebut Apharteid dan dianggap berakhir ketika Nelson Mandela, seorang kulit hitam, terpilih menjadi presiden Afrika Selatan
- Perbedaan Ras dan Agama Dalam sistem kelas tertutup dapat memungkinkan terjadinya mobilitas vertikal ke atas. Dalam agama tidak dibenarka seseorang dengan sebebas-bebasnya dan sekehendak hatinya berpindah-pindah agama sesuai keinginannya.
- Perbedaan jenis kelamin (Gender) Dalam masyarakat, pria di pandang lebih tinggi derajatnya dan cenderung menjadi lebih mobil daripada wanita. Perbedaan ini mempengaruh dala mencapai prestasi, kekuasaan, status sosial, dan kesempatan-kesempatan dalam masyarakat.
- Faktor Pengaruh Sosialisasi yang Sangat kuat Sosialisasi yang sangat atau terlampau kuat dalam suatu masyarakat dapat menghambat proses mobilitas sosial. Terutama berkaitan dengan nilai-nilai dan adat yang berlaku.
- Perbedaan Kepentingan Adanya perbedaan kepentingan antarindividu dalam sutu struktur organisasi menyebabkan masing-masing individu saling bersaing untuk memperebutkan sesuatu.
- Angkatan Bersenjata Seseorang yang tergabung dalam angkatan bersenjata biasabya ikut berjasa dalam membela nusa dan bangsa sehingga dengan jasa tersebut ia mendapat sejumlah penghargaan dan naik pangkat.
- Pendidikan Pendidikan, baik formal maupun nonformal merupakan saluran untuk mobilitas vertikal yang sering digunakan, karena melalui pendidikan orang dapat mengubah statusnya. Lembaga-lembaga pendidikan pada umumnya merupakan saluran yang konkret dari mobilitas vertikal ke atas, bahkan dianggap sebagai social elevator (perangkat) yang bergerak dari kedudukan yang rendah ke kedudukan yang lebih tinggi. Pendidikan memberikan kesempatan pada setiap orang untuk mendapatkan kedudukan yang lebih tinggi. Contoh: Seorang anak dari keluarga miskin mengenyam sekolah sampai jenjang yang tinggi. Setelah lulus ia memiliki pengetahuan dagang dan menggunakan pengetahuannya itu untuk berusaha, sehingga ia berhasil menjadi pedagang yang kaya, yang secara otomatis telah meningkatkan status sosialnya
- Organisasi Politik Seorang angota parpol yang profesional dan punya dedikasi yang tinggi kemungkinan besar akan cepat mendapatkan status dalam partainya. Dan mungkin bisa menjadi anggota dewan legislatif atau eksekutif
- Lembaga Keagamaan Lembaga ini merupakan salah satu saluran mobilitas vertikal, meskipun setiap agama menganggap bahwa setiap orang mempunyai kedudukan yang sederajat
- Organisasi Ekonomi Organisasi ini, baik yang bergerak dalam bidang perusahan maupun jasa umumnya memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi seseorang untuk mencapai mobilitas vertikal.
- Organisasi Profesi Organisasi profesi lainnya yang dapat dijadikan sebagai saluran mobilitas vertikal, antara lain ikatan
- Perkawinan Melauli perkawinan seseorang dapat menaikkan statusnya. Misalnya,seseorang wanita yang berasal dari keluarga biasa saja menikah dengan pria berstatus sosial ekonominya lebih tinggi. Hal ini menyebabkan naiknya status sosial nya sang wanita
- Organisasi keolahragaan Melalui organisasi keolahragaan, seseorang dapat meningkatkan status nya ke strata yang lebih tinggi
Secara umum terdapat dua cara yang dapat digunakan untuk memperoleh status social, yaitu melalui askripsi dan melalui prestasi
- Askripsi, yaitu cara memperoleh kedudukan melalui kelahiran, contohnya system kasta dan gelar kebangsawanan
- Prestasi, yaitu cara memperoleh status atau kedudukan dengan usaha sendiri.
Cara khusus untuk menaikan status :
- Perubahan tingkah laku Untuk mendapatkan status sosial yang tinggi, orang berusaha menaikkan status sosialnya dan mempraktekkan bentuk-bentuk tingkah laku kelas yang lebih tinggi yang diaspirasikan sebagai kelasnya. Bukan hanya tingkah laku, tetapi juga pakaian, ucapan, minat, dan sebagainya. Dia merasa dituntut untuk mengkaitkan diri dengan kelas yang diinginkannya. Contoh: agar penampilannya meyakinkan dan dianggap sebagai orang dari golongan lapisan kelas atas, ia selalu mengenakan pakaian yang bagus-bagus. Jika bertemu dengan kelompoknya, dia berbicara dengan menyelipkan istilah-istilah asing.
- Perubahan nama Dalam suatu masyarakat, sebuah nama diidentifikasikan pada posisi sosial tertentu. Gerak ke atas dapat dilaksanakan dengan mengubah nama yang menunjukkan posisi sosial yang lebih tinggi. Contoh: Di kalangan masyarakat feodal Jawa, seseorang yang memiliki status sebagai orang kebanyakan mendapat sebutan "kang" di depan nama aslinya. Setelah diangkat sebagai pengawas pamong praja sebutan dan namanya berubah sesau dengan kedudukannya yang baru seperti "Raden"
- Perubahan tempat tinggal Untuk meningkatkan status sosial, seseorang dapat berpindah tempat tinggal dari tempat tinggal yang lama ke tempat tinggal yang baru. Atau dengan cara merekonstruksi tempat tinggalnya yang lama menjadi lebih megah, indah, dan mewah. Secara otomatis, seseorang yang memiliki tempat tinggal mewah akan disebut sebagai orang kaya oleh masyarakat, hal ini menunjukkan terjadinya gerak sosial ke atas.
- Perubahan standar hidup Kenaikan penghasilan tidak menaikan status secara otomatis, melainkan akan mereflesikan suatu standar hidup yang lebih tinggi. Ini akan mempengaruhi peningkatan status. Contoh: Seorang pegawai rendahan, karena keberhasilan dan prestasinya diberikan kenaikan pangkat menjadi Menejer, sehingga tingkat pendapatannya naik. Status sosialnya di masyarakat tidak dapat dikatakan naik apabila ia tidak merubah standar hidupnya, misalnya jika dia memutuskan untuk tetap hidup sederhana seperti ketika ia menjadi pegawai rendahan.
- Bergabung dengan organisasi tertentu Untuk meningkatkan statusnya seseorang dapat bergabung dengan organisasi tertentu , sebagai contoh bergabung dengan organisasi yang berkelas.
G. Dampak Mobilitas Sosial
Setiap mobilitas sosial akan menimbul kan peluang terjadinya penyesuaian-penyesuaian atau sebalik nya akan menimbulkan konflik.
Menurut Horton dan Hunt (1987), ada beberapa konsekuensi negatif dari adanya mobilitas sosial vertikal, di antara nya:
- Adanya kecemasan akan terjadi penurunan status bila terjadi mobilitas menurun.
- Timbulnya ketegangan dalam mempelajari peran baru dari status jabatan yang meningkat.
- Keterangan hubungan anatar anggota kelompok primer, yang semula karena seseorang berpindah ke status yang lebih tinggi atau ke status yang lebih rendah.
- Dampak Positif :
- Mendorong Seseorang untuk lebih maju Terbukanya kesempatan untuk pindah dari strata ke strata yang lain menimbulkan motivasi yang tinggi pada diri seseorang untuk maju dalam berprestasi agar memperoleh status yang lebih tinggi.
- Mempercepat Tingkat Perubahan Sosial Masyarakat ke Arah yang Lebih Baik Mobilitas sosial akan lebih mempercepat tingkat perubahan sosial masyarakat ke arah yang lebih baik. Contoh: Indonesia yang sedang mengalami perubahan dari masyarakat agraris ke masyarakat industri. Perubahan ini akan lebih cepat terjadi jika didukung oleh sumber daya yang memiliki kualitas. Kondisi ini perlu didukung dengan peningkatan dalam bidang pendidikan.
- Meningkatkan Intergrasi Sosial Terjadi nya mobilitas sosial dalam suatu masyarakat dapat meningkatkan integrasi sosial.misalnya, ia akan menyesuaikan diri dengan gaya hidup, nilai-nilai dan norma-norma yang di anut oleh kelompok orang dengan status sosial yang baru sehingga tercipta intergrasi soaial.
- Dampak Negatif :
- Timbulnya Konflik Konflik yang ditimbulkan oleh mobilitas sosial dapat dibedakan menjadi 3 bagian, yaitu sebagai berikut. : 1) Konflik Antarkelas Dalam masyarakat terdapat lapisan-lapisan. Kelompok dalam lapisan tersebut disebut kelas sosial. Apabila terjadi perbedaan kepentingan antarkelas sosial, maka bisa memicu terjadinya konflik antar kelas. 2) Konflik Antarkelompok sosial Konflik yang menyangkut antara kelompok satu dengan kelompok yang lainnya. Konflik ini dapat berupa: a. Konflik antara kelompok sosial yang masih tradisional dengan kelompok sosial yang modern b. Proses suatu kelompok sosial tertentu terhadap kelompok sosial yang lain yang memiliki wewenang 3) Konflik Antargenerasi Konflik yang terjadi karena adanya benturan nilai dan kepentingan antara generasi yang satu dengan generasi yang lain dalam mempertahankan nilai-nilai denga nilai-nilai baru yang ingin mengadakan perubahan.
- Berkurangnya Solidaritas Kelompok Penyesuaian diri dengan nilai-nilai dan norma-norma yang ada dalam kelas sosial yang baru merupakan langkah yang diambil oleh seseorang yamg mengalami mobilitas, baik vertikal maupun horizontal. Hal ini dilakukan agar mereka bisa diterima dalam kelas sosial yang baru dan mampu menjalankan fungsi-fungsinya
- Timbulnya Gangguan Psikologis Mobilitas sosial dapat pula mempengaruhi kondisi psikologis seseorang, antara lain sebagai berikut. :
0 komentar:
Posting Komentar